HERE, WE ARE!!!

Ini adalah kita para pasukan liburan seru ke Bromo. 

Thanks to Brama Kumbara (Arif Gung Platz), Kriwul The Boston (Erwin), 

and my Kamandanu (Angga BW). Semoga next trip bisa liburan yang lebih seru lagi bersama kalian. 

You rules guys!!

Dari kiri : Kamandanu, Brama Kumbara dan Kriwul Boston

Kamandanu dan Brama Kumbara sedang menantang matahari di atas tebing.

Brama Kumbara berpose di Padang Savana menanti jemputan Kuda Sembraninya.

Ga ketinggalan kita berpose di atas Jeep Ijo dengan si Kriwul nan jauh di sana.

Boleh dong nampang sendirian gini, biar kelihatan lebih nyentrik!

BROMO 17/11/12

"...cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, 

tangan yang berbuat lebih banyak dari biasanya, 

mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,

 leher yang akan lebih sering melihat ke atas,

 lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja,

 hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, 

serta mulut yang akan selalu berdoa." 5cm

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Probolinggo Jatim.

Gunung Bromo dengan segala ke-eksotisannya.

Menangkap matahari terbit, muncul perlahan dari balik gunung.

Kawah belerang dari puncak Gunung Bromo

Kaldera lautan pasir.

Kuda-kuda yang parkir dan penduduk Tengger yang ramah 

menambah keindahan pemandangan.

Padang Savana, taman bermain di alam mimpi.

Catch you later

I will touch you again.

The Master's Tools Will Never Dismantle the Master's House

“Those of us who stand outside the circle of this society’s definition of acceptable women; those of us who have been forged in the crucibles of difference - those of us who are poor, who are lesbians, who are Black, who are older - know that survival is not an academic skill. It is learning how to stand alone, unpopular and with these others identified as outside the structures in order to define and seek a world in which we can all flourish. It is learning how to take our differences and make them strengths. For the master’s tools will never dismantle the master’s house. They may allow us temporarily to beat him at his own game, but they will never enable us to bring about genuine change. And this fact is threatening only to those women who still define the master’s house as their only source of support.”

— The Master’s Tools Will Never Dismantle the Master’s House, Audre Lorde 1984

Me and Mystery

 

The old building is witness a history

Rumah Tua 25

 

Minggu sore kemarin, saya dan teman-teman Koentji Kota salah satu komunitas pecinta arsitektur tua di Semarang melakukan hunting rumah tua sembari menghabiskan senja. Salah satu rumah tua itu ada di daerah Gajah Mungkur no.25 Semarang. Bangunannya sudah sangat tua dan masih kokoh. Luar biasa ketika kita diberi kesempatan oleh sang penjaga rumah untuk bisa masuk ke pekarangan rumah dan mengambil gambarnya dari dekat. Bangunan ini dibuat oleh seorang arsitek modern generasi pertama di Indonesia yang bernama Liem Bwan Tjie (1891-1966). Beliau juga membangun beberapa villa di Semarang. Menurut kabar dari penjaga rumah, bangunan ini akan segera direnovasi dan akan dijadikan kantor.

The Most Important Relationship

 

The most important relationship in your life is the relationship you have with yourself, because no matter what happens, you will always be with yourself.

Mia Zapata 1965-1993

 

Do you ever think when you're dealing with the worst the outcome is the best thing for you and by the good of evil is in the knowledge that you face it. Mia Zapata 1965-1993