31 Jan 2013

Mimpi Matahari setelah Hujan


Malam tadi, Matahari bermimpi.

Hujan datang menghampiri Matahari dan berkata “Mari kita berbincang tentang kebahagiaan,”
Dan Mataharipun terkejut, merasa tidak siap. “Mengapa kebahagiaan?” tanya Matahari.
“Entahlah,” Hujan mengangkat bahu. “Hanya saja, belakangan ini kamu nampak tidak bahagia…”
Jadi, apakah kini kamu mencari kebahagiaan?” tanya Hujan kepada Matahari.
“Ya,” Matahari mengangguk. “Tapi… mengapa dulu aku tidak ingin mencarinya? Mengapa dulu aku menganggap kebahagiaan itu tidak terlalu penting, sehingga aku tak perlu mengejarnya?” ujar Matahari.
“Karena dulu kamu memilikinya,” Hujan menjawab. “Jika kamu sudah memiliki kebahagiaan itu di dalam dirimu, kamu tak perlu lagi susah-susah mencarinya. Justru karena kamu sadar bahwa kamu sudah kehilangan kebahagiaan itu, maka kini kamu mencarinya. Ingat, kamu sendiri yang pernah berkata: ‘kita tidak akan tahu betapa berartinya sesuatu itu, hingga sesuatu itu direnggutkan dari kehidupan kita’. Sesuatu itu bisa berupa kebahagiaan, kan?”
“Jadi apa yang harus aku lakukan?” Matahari menatap Hujan dengan bola matanya yang hangat.
Hujan terdiam sejenak dan kembali berkata “Ini saatnya bagimu untuk memilih. Untuk kembali berbahagia.”
Matahari menghela napas panjang. Aku tahu bahwa hidup penuh dengan pilihan-pilihan, namun tetap saja, aku selalu kesulitan ketika dihadapkan padanya.
“Aku ingin mengingatkanmu pada sesuatu,” ujar Hujan.
“Apa?” tanya Matahari.
Hujan tersenyum. “Ada yang pernah mengatakan kepadaku, bahwa ia ingin mengejar kebahagiaannya sendiri terlebih dahulu, kemudian baru membahagiakan orang lain. Karena kita tidak akan pernah bisa membagi apa-apa yang tidak kita miliki. Kita tidak akan bisa membahagiakan orang lain jika kita sendiri tidak bahagia.”
Matahari tersipu. Aku tahu siapa yang mengatakan itu. Dan aku tidak akan lupa kata Matahari.
“Aku hanya ingin bahagia,” ujarnya.
“Kita semua menginginkannya,” Hujan mengangguk. “Tetapi hanya mereka yang berani memilih kebahagiaanlah yang berhak mendapatkannya.”
Keesokan paginya Hujan turun dengan derasnya. Matahari pun setia menunggu Hujan reda dan seketika itu juga Matahari tersenyum berbahagia melihat Pelangi membalas senyumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar