3 Feb 2013

28 Hari menjadi kepompong


Aku, Kamu, Kita adalah Kepompong
Yang menunggu waktu untuk lepas dari bungkusnya
dan akhirnya terbang ke langit menjadi seekor Kupu-kupu

Aku yakin makin lama kita bersemayam dan menderita di dalamnya,
akan semakin matang jiwa kita
Kita akan menjadi Kupu-kupu yang kuat
dan terbang ke langit dengan sayap-sayap yang indah
menikmati kesempurnaan hidup kita

Tetapi bagaimana kalau kita tidak menjadi apa-apa?
atau bahkan mati di dalam kepompong itu
karena tidak mempunyai kekuatan lagi
untuk melepaskan diri dari penderitaan

Ah, tidak! Kita sedang berproses
Kita harus jalani proses itu untuk menjadi
Untuk menjadi?
Menjadi apa?
Aku tidak tahu jawabannya
Sebab aku ingin sekali tidak memiliki mimpi
dan tidak ingin mengejar harapan
Aku ingin hidup mengalir saja bagai air
berhembus saja bagai angin
menyebar bagai pasir
meresap bagai garam
menyusup bagai rumput-rumput jiwa

Tetapi aku tetap yakin
dan menjalani hidupku sebagai proses
proses untuk menjadi
Aku jalani hari-hari pahit
juga hari-hari yang manis
Aku  menangis karena luka
dan juga berbahagia karena cinta
Kadang aku terjatuh
dan juga belajar untuk bangkit lagi

Begitulah hidup, semacam teori relativitas
karena tidak ada yang pasti di dunia ini
selain ketidakpastian itu sendiri
Hanyalah waktu yang akan menjawab
kita akan menjadi apa
kemarin, sekarang dan esok hari

Yang kita perlukan adalah proses
Ya, proses belajar seumur hidup
untuk menjadi lebih baik
merefleksi diri sebagai ulat
lalu menjadi kepompong
kemudian ber-revolusi menjadi kupu-kupu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar